(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS Yusuf:4)

Pages

Monday, October 10, 2016

Persiapan Keberangkatan PK-80 “Pranawa Cita” Beasiswa LPDP

Tulisan saya ini akan bercerita tentang kegiatan PK-80 yang saya ikuti. Mungkin rekan-rekan awardee LPDP lain mengalami hal yang sama ataupun berbeda dari yang saya alami. Saya harapkan tulisan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana itu PK untuk awardee LPDP yang belum melaksanakan PK danjuga sebagai kenangan bagi rekan-rekan di PK-80. Saya akan membagi tulisan ini dalam 3 bagian: pra PK, saat PK dan pasca PK.

Peserta PK-80

Pra PK

Saya adalah salah satu awardee penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pemerintah Indonesia batch 2 tahun 2016. Saya akan berangakat melanjutkan studi doktoral di TU Delft Belanda untuk bidang teknik penerbangan dengan spesialisasi transportasi udara. Sebelum saya berangkat ke Belanda ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan diantaranya adalah mengikuti kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK).
Saat saya mendapatkan pengumuman lolos sebagai awardee beasiswa LPDP, diberitahukan bahwa setiap awardee wajib untuk mengikuti kegiatan PK. Kegiatan PK ini berupa pembekalan materi dan pengkondisian untuk awardee sebelum berangkat menempuh studi nya masing-masing. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya saya diberitahukan mengikuti PK di angkatan ke-80 (PK-80) yang akan dilaksanakan di sekitar awal bulan Oktober 2016.
Pada awalnya PK-80 ini dikhususkan sebagai PK tanpa tugas. Kenapa dinamakan demikian? Katanya angkatan ini dikhususkan untuk para awardee yang sudah tergolong senior dan memiliki kesibukan bekerja sehingga tidak akan dibebani dengan tugas-tugas pra maupun selama PK. Tetapi pada akhirnya konsep PK tanpa tugas ini pun dirubah menjadi PK seperti biasa dengan merubah susunan anggotanya. Ada beberapa awardee yang dipindah ke PK yang lebih awal maupun ke PK yang lebih akhir. Saya termasuk salah satu yang tetap berada di PK-80.
Kegiatan untuk persiapan PK (pra-PK) dimulai di awal bulan September dengan pemilihan ketua dan perwakilan pra-PK. Prosesnya berawal dengan pencalonan bagi yang berminat dan bersedia, kemudian anggota lain memilih secara online. Pengurus ini berfungsi sebagai jembatan penghubung antara anggota kelompok PK dengan Person in Charge (PIC-PK).
Setelah itu dilanjutkan dengan proses pengisian database informasi semua anggota PK, penentuan nama, logo, serta maskot PK-80. Setelah lewat proses usulan dan pemilihan, terpilihlah nama angkatan: “Pranawa Cita”. Frase Pranawa Cita memiliki filosofi sebagai hati yang terang, baik dalam pikiran, hati dan tujuan. Diharapkan anggota PK-80 mampu menjadi pembawa cahaya (pelita) untuk harapan orang-orang disekitarnya.

Logo PK-80

Sedangkan untuk maskotnya terpilihlah “Cita” berupa seekor burung kolibri yang memiliki jiwa pelindung, fleksibilitas, keberanian, kebahagiaan, dan pemersatu. Cita ini digambarkan dengan kostum batik yang merupakan salah satu budaya Indonesia yang bisa menjadi penyambung antar budaya. Cita ini berwarna seperti api dengan membawa obor di sayap kanannya. Hal ini sebagai sumber cahaya yang memberikan kehangatan dan kenyamanan.
Selain tugas-tugas tersebut, PK-80 juga berinisiatif untuk membuat kaos polo angkatan yang berwarna merah maroon dengan logo angkatan di dada kiri dan bendera merah putih di lengan kanan serta tulisan LPDP di bagian belakang. Bahkan beberapa anggota PK-80 berkolaborasi untuk meciptakan sebuah lagu angkatan dengan judul yang sama seperti nama angkatan PK-80 Pranawa Cita.


Selain itu ada juga tugas untuk membuat CV versi mini dan panjang. Di situ disebutkan posisi kita sekarang dan juga prestasi-prestasi yang pernah diraih. Sebelum PK berlangsung terlebih dahulu diberitahukan tentang tata tertib dan aturan selama kegiatan PK. Kalau dilihat dari isinya terasa sangat ketat aturan dan sanksinya. Hal ini membuat kami sebagai calon peserta memiliki kesan kurang positif.
Untuk pengorganisasian selama kegiatan PK, dibentuklah kelompok-kelompok kecil terdiri dari 20-an anggota dengan nama kelompok: Abipraya, Acitya, Andamar, Aruna, Aguna, dan Awignya. Selain itu dibentuk juga kepanitiaan dengan bidang-bidang seperti: sekretariat, keuangan, logistik, acara opening, acara closing, dokumentasi, dan pengisi acara by you for you.

Saat PK

Waktu kegiatan PK pun akhirnya ditetapkan tanggal 3-7 Oktober 2016 selama 5 hari dengan peserta sebanyak 128 orang. Ketua dan perwakilan PK-80 mengusulkan untuk semua anggota PK-80 supaya berkumpul lebih awal dari jadwal PK dengan pilihan di H-4 atau H-2. Acara ini untuk mempersiapkan pengkondisian acara PK dan juga menghindari adanya keterlambatan kehadiran. Untuk berbagai persiapan kegiatan PK ini, setiap anggota menyumbang dana sebesar 250 ribu rupiah. Selain itu untuk pembelian kaos angkatan sebesar 60 ribu rupiah untuk kaos lengan pendek atau 70 ribu rupiah untuk kaos lengan panjang.
Saya datang di H-2 hari Sabtu ke basecamp PK-80 di Gang Bay Residence tidak jauh dengan lokasi PK di Wisma Hijau, Depok. Di sana kita saling berkenalan sambil mempersiapkan tugas panitia dan tugas kelompok. Saya tergabung dalam panitia bidang dokumentasi untuk mempersiapkan video pembukaan acara PK-80 dan kelompok Awignya untuk mempersiapkan persembahan acara battle of creativity. Kami diminta untuk menghapal visi, misi, lambang LPDP, susunan direktur LPDP, mars LPDP, dan lagu angkatan PK-80.

Keseruan Persiapan PK-80

Akomodasi sebelum acara PK berlangsung, ditanggung oleh masing-masing peserta PK. Tarif bermalam di Gang Bay Residence sebesar antara 250-300 ribu rupiah untuk satu kamar yang bisa diisi 2 atau 3 orang. Sedangkan pada malam sebelum PK kami berpindah ke Wisma Hijau dengan tarip 150 ribu rupiah per-orang.
Pada H-1, pagi hari ada undangan bermain futsal bersama PIC PK dan juga PK angkatan lain di 4D futsal. Acara ini hanya diikuti oleh anggota yang berminat main futsal dan berlangsung dari jam 7 sampai dengan jam 9.  Selanjutnya kami berpindah ke Wisma Hijau pada jam 12:30 dengan koordinasi masing-masing kelompok. Kelompok Awignya berhasil pindah ke Wisma Hijau dengan menggunakan 2 mobil uber dan 3 gojek.
Setelah di Wisma Hijau, kami mendapatkan alokasi tempat tinggal dengan komposisi 3 orang per kamar. Saya kebagian di bungalow Anyelir 3 bersama Daeng Sahrul dari Makasar dan Bang Iful dari Jakarta. Bungalow ini memiliki ruang tengah, 4 kamar yang tiap kamarnya diisi oleh 3 orang, dan 2 kamar mandi. Posisi bungalow yang saya tempati berada di samping aula yang akan digunakan selama kegiatan PK.
Pada malam sebelum dimulai kegiatan PK, semua anggota PK-80 berkumpul di aula untuk melakukan gladi kotor acara opening PK. Saat itu dilakukan pengecekan terhadap seluruh rangkaian acara saat pembukaan nanti yang meliputi: MC, tarian penyambutan, penekanan tombol pembukaan PK, lagu Indonesia Raya, lagu Mars LPDP, lagu angkatan, yel-yel angkatan, dan drama musical. Gladi kotor ini berlangsung sampai sekitar jam 12 malam.

Hari Pertama PK

Hari pertama PK dengan dress code kaos polo putih, celana jeans, dan sepatu kets. Di hari itu sarapan paginya sudah disediakan mulai jam 5:30 di ruangan makan dengan menu nasi goreng. Sedangkan kegiatan utmama PK dimulai jam 07:00 dengan sepuluh menit sebelumnya diperdengarkan class call dengan memutarkan lagu Selamat Pagi dari penyanyi Ran. Sebelum acara utama dimulai, diperdengarkan terlebih dahulu lagu tentang guru dan dilanjutkan dengan icebreaking berupa joget dangdut dengan beberapa lagu seperti: bang jali dan kopi dangdut.
Acara utama PK di hari pertama ini berupa penjelasan tentang selayang pandang PK oleh PIC PK Pak Mohammad Kamiluddin. Beliau memberikan pengarahan tentang data pribadinya dan pengalaman beliau pada saat masih mahasiswa dan kemudian bekerja di LPDP. Setelah itu menjelaskan kegiatan PK, tugas-tugasnya, para alumni PK sebelum PK-80 yang menonjol dan para personnel PIC PK.
Beliau menyelingi dengan cerita pribadinya saat awal bertemu kemudian melamar istri beliau. Kemudian beliau bercerita tentang cinta lokasi antar para awardee PK dan cerita sukses mereka sampai ke jenjang pernikahan. Hal ini tentu akan sangat meng-inspirasi untuk para awardee yang masih single dan available. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan angkatan PK yang belum melaksanakan PK untuk memberikan gambaran kepada mereka tentang kegiatan PK.

Kelompok Awignya
Peserta PK-80 terpilih mendapatkan kaos LPDP

Setelah sesi pertama sampai jam 12 siang, dilanjutkan dengan makan siang nasi kotak dan istirahat untuk shalat dhuhur sampai sekitar jam 1 siang. Sesi kedua pun masih berlanjut tentang materi pengenalan terhadap PK sampai sekitar jam 5 sore yang diselingi dengan coffebreak selama setengah jam di sekitar jam 3 untuk shalat ashar dan makan cemilan. Saat calling call sesi kedua ini kami mulai diberikan stiker smiley kecil untuk penanda kehadiran di setiap sesi PK yang harus ditempel di daftar nama group masing-masing.
Pada saat mulai sesi kedua ini, PIC PK mengatakan bahwa ada selebaran isu di social media berkaitan dengan guyonan yang beliau sampaikan di acara PK ini. Mungkin beberapa orang salah menanggapi guyonan tersebut terutama yang menyangkut isu kesukuan dan gender. Tetapi bagi kami yang mengikuti acara tersebut secara penuh tidak memiliki pandangan negatif terhadap hal tersebut karena kami memahami itu hanya lah guyonan untuk menghangatkan suasana.
Salah satu kegiatan dalam sesi ini adalah permainan kuis kelompok secara online menggunakan website www.kahoot.it. Melalui website ini, tiap kelompok yang diwakili perwakilannya melakukan permainan dengan memilih jawaban seputar informasi anggota angkatan dalam PK-80. Siapa yang menjawab benar dan paling cepat akan mendapatkan nilai yang tertinggi.
Setelah sesi istirahat sore dan makan malam, kegiatan PK dilanjutkan sekitar jam 7 malam dengan acara gladi bersih acara opening PK. Ternyata acara opening PK itu tidak selalu dilaksanakan di hari pertama, karena menyesuaikan dengan jadwal para Direktur LPDP yang tersedia untuk hadir di acara PK. Menurut jadwal, untuk acara opening PK-80 akan dilaksanakan pada sesi pagi di hari kedua. Gladi bersih ini berlangsung cukup lama sampai sekitar jam 11 malam.
Sebelum istirahat, kami disuguhi dengan test tulis PK selama 1 jam yang berisi materi-materi yang harus kami hapal seperti visi, misi, mars, lambang LPDP, dan ikrar penerima beasiwa LPDP. Selain itu ada test angkatan yang berupa mencocokkan fakta/prestasi yang dimiliki oleh awardee PK-80 dengan nama-nama awardee PK-80 yang memiliki fakta/prestasi tersebut. Data ini berasal dari mini CV yang kami kumpulkan sebelum PK dimulai.

Hari Kedua PK

Kegiatan hari kedua dimulai dengan integrity sport pada jam 5 pagi. Mengingat ketersediaan kamar mandi di bungalow yang saya tempati, beberapa awardee PK termasuk saya berinisiatif untuk bangun lebih awal dan mandi sebelum acara integrity sport. Integrity sport hari kedua ini berupa senam yang dilanjutkan dengan beberapa permainan sampai jam 7 pagi.
Sesi istirahat dan makan pagi di hari kedua berlangsung sampai jam 8 pagi. Ternyata dalam 1 jam ini masih cukup waktu untuk makan pagi dan mandi meskipun tadinya kami berpikir ketersediaan kamar mandi terlalu minim. Akhirnya di hari-hari selanjutnya, kami tidak perlu lagi mandi sebelum acara integrity sport, tetapi setelah nya saja.

Jadwal Kegiatan PK-80

Kegiatan sesi pagi hari kedua tidak jadi diisi dengan acara opening PK, karena Direktur LPDP yang akan membuka acara berhalangan hadir dan dipindah ke sesi sore hari. Sesi kali ini pun dimulai dengan icebreaking berupa joget “Mori-mori”. Video Mori-mori yang ditayangkan dari Youtube ini berupa lagu anak-anak Jepang dengan koreografi 2 anak kecil laki-laki dan perempuan yang sangat lucu. Kami pun berusaha mengikuti setiap kegiatan yang ditampilkan. Dress code hari kedua adalah kemeja putih lengan panjang, celana kain hitam, dan sepatu pentofel.
Setelah icebreaking ini dilanjutkan dengan menonton film india berjudul “Every Child is Special” dengan pemeran utama Amir Khan. Film ini mengisahkan tentang seorang anak yang mengidap disleksia yaitu syndrome yang menyebabkan kesulitan dalam membaca huruf dan angka. Anak ini mengalami bullying dari teman-teman dan gurunya serta ditambah lagi dengan orang tuanya yang tidak memahami syndrome tersebut.
Karena ketidakpahamanya, si orang tua mengirimkan sang anak ke sekolah yang berasrama di kota lain dengan maksud untuk mendidiknya supaya lebih berdisiplin. Sayangnya si anak merasa semakin dikucilkan dan semakin tertekan. Beruntung ada guru baru di sekolah tersebut yang mengajar seni lukis mampu mengenali kelainan pada anak tersebut. Si guru tersebut sempat mengunjungi orang tua si anak tersebut dan berusaha untuk memberikan pemahaman tentang kondisi si anak. Pada saat itu si orang tua tidak bisa menerima penjelasan tersebut, tetapi si guru bisa mendapatkan informasi tentang kelebihan si anak dalam hal melukis.
Singkat cerita, si guru ini bercerita di kelas si anak ini tentang orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hal membaca angka dan huruf tetapi menjadi orang hebat seperti Albert Einstein, Leonardo da Vinci, dan lainnya. Kemudian si guru mengatakan bahwa dia pun termasuk salah satu yang pernah mengalami kelainan tersebut. Hal ini membuat si anak merasa punya teman yang bernasib sama.
Setelah beberapa waktu, si guru berhasil meyakinkan pihak sekolah untuk memberikan perhatian khusus untuk anak tersebut. Caranya adalah dengan meluangkan waktu tambahan untuk mengajarkan pelajaran secara lisan sambil secara perlahan membantu kekurangannya dalam hal membaca dan menulis.
Pada akhir cerita si guru ini mengadakan acara lomba menulis yang diakan pihak sekolah untuk umum termasuk semua murid dan guru di sekolah tersebut. Juara lomba ini adalah lukisan pemandangan kolam yang berada di sekolah tersebut dengan sangat detail yang dibuat oleh si anak pengidap disleksia tersebut.
Akhirnya si orang tua anak tersebut datang ke sekolah untuk menjemput anaknya untuk liburan sekolah. Mereka mendapati anak mereka menjadi anak yang berprestasi dan memahami kekeliruan mereka selama ini. Ending filmnya adalah adegan saat si anak berlari keluar dari mobil orang tua yang menjemputnya dan menghampiri si guru yang kemudian si guru mengangkat si murid tinggi-tinggi yang bisa diartikan bahwa si anak bisa berprestasi tinggi meskipun memiliki kekurangan berkat bantuan orang-orang di sekitarnya yang memahami keadaaannya.
Sesi siang hari kedua dilaksanakan setelah istirahat dan makan siang pada jam 12:30 yang diisi oleh pembicara bapak Prof. Dr. Alwi Abdurrahman Shihab, Menteri Luar Negeri Indonesia periode 1999-2001 saat kepemimpinan presiden Aburrahman Wahid. Topik yang dibahas adalah “Aku pergi untuk kembali” yang menceritakan perjalanan hidup beliau dari kecil sampai mencapai puncak karir sebagai menteri luar negeri Indonesia.
Setiap sesi pemateri selalu dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars LPDP, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar penerima beasiswa LPDP. Setelah itu pemateri akan naik ke panggung dengan diiringi musik instrumental berjudul Viva La Vida dari Coldplay.
Prof. Alwi Shihab lahir di Makasar tahun 1946 dan menempuh pendidikan pesantren di Malang bersama sang kakak Quraish Shihab. Pada usia 13 tahun, beliau berdua bersama beberapa putra-putri Indonesia lain berangkat ke Mesir untuk memperdalam ilmu. Ayah beliau berpesan bahwa jangan pulang sebelum meraih gelar doktor. Saat pulang ke tanah air dari Mesir beberapa tahun kemudian, beliau belum bergelar doktor karena ada hal yang menghalanginya meraih hal tersebut. Tetapi dengan kerja keras dan usaha maksimal gelar itu akhirnya beliau raih beberapa tahun kemudian.
Saat di Amerika setelah menyelesaikan program doktoral dan mengajar di Harvard University, beliau diminta oleh Gus Dur yang saat itu menjadi presiden Indonesia untuk kembali ke tanah air dan menjabat sebagai menteri luar negeri.
Pak Alwi Shihab berpesan kepada kami:
-          “Hidup harus memiliki planning, jangan seperti laying-layang yang hanya mengikuti angin”
-          “Setelah planning, niat harus tulus supaya ujungnya sampai kepada tujuan dan menjadi orang yang bermanfaat”
-          “Tidak seorang pun luput dari kendala, tapi tekad untuk mencapai tujuan jangan tergoda oleh hal lain”
-          “Yang menentukan sukses atau gagal adalah diri kita sendiri”
Sesi selanjutnya mengambil topik “Program LPDP Untuk Indonesia” dilakukan setelah cofeebreak sore. Acara dimulai pada jam 15:45 dengan pembicara Bapak Sofwan Effendi, Direktur Dana Rehabilitasi Pendidikan LPDP. Beliau menyatakan bahwa dengan mengambil pelajaran dari berbagai program beasiswa dari pemerintah sebelumnya yang selalu mengalami keterlambatan pembayaran, maka LPDP dibuat dengan berlandaskan skema yang tidak bergantung kepada siklus APBN. Selain itu LPDP ditugaskan untuk menyiapkan pemimpin Indonesia di 2030 dan ditargetkan pada tahun tersebut LPDP sudah menghasilkan 60 ribu doktor dengan 10% nya berprofesi sebagai scientist.
Selain memberikan beasiswa pendidikan, LPDP juga memberikan dana untuk riset melalui program RISPRO. Program ini bertujuan untuk mendorong riset yang bisa diimplementasikan menjadi produk yang berkolaborasi dengan dunia industri. Satu proposal RISPRO bisa didanai sampai 2 Milyar rupiah dengan 10% nya didanai dari partner industri yang melakukan penelitian. Bahkan program ini bisa dibuat multi-year sampai maksimum 3 tahun.
Yang ketiga, LPDP bisa mendanai rehabiitasi fasilitas pendidikan yang rusak disebabkan oleh bencana alam atau lainnya. Hal ini bisa dilakukan jika kementrian terkait tidak bisa mengeluarkan dananya dikarenakan birokrasi anggaran, sedangkan kebutuhan fasilitas pendidikan tidak bisa menunggu.
Pembicara ketiga pada hari kedua ini adalah Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh. Beliau adalah Menteri Pendidikan Nasional tahun 2009-2014. Saat kepemimpinan beliau lah LPDP ini dibentuk. Jadi beliau adalah salah satu founding father LPDP bersama Ibu Sri Mulyani yang menjadi Menteri Keuangan saat itu dan saat ini juga. Sesi ini dimulai pada jam 7 malam dan berakhir jam 10 malam.
Beliau adalah lulusan teknik elektro ITS dan S2 sampai S3 nya di Prancis. Beliau pernah menjadi Direktur Politeknik Elektronik Nasional Surabaya dan kemudian menjadi Rektor ITS termuda pada usia 42 tahun. Sebelum menjadi Menteri Pendidikan Nasional, beliau menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Kebudayaan.
Sebelum beliau naik panggung, peserta PK-80 menyanyikan terlebih dahulu lagu angkatan Pranawa Cita. Dari lagu ini Prof. Nuh memberikan komentar tentang lirik yang berbunyi “Pranawa Cita terbanglah ke ujung dunia, banggakan Indonesia”. Beliau mengarisbawahi perbedaan antara kata “cinta” dan “bangga”. Menurut beliau “cinta” itu timbul dari rasa memiliki (ownership), sedangkan “bangga” itu muncul karena adanya prestasi.
Di awal sesi beliau memutarkan sebuah video klip dari Fatin yang berjudul Aku Memilih Setia. Beliau menegaskan bahwa awardee LPDP harus setia kepada bangsa dan negara Indonesia, meskipun suatu saat mendapat tawaran yang mengiurkan dari negara lain. Beliau menyatakan bahwa LPDP adalah pemberi beasiswa terbaik di dunia saat ini.
Beliau memberikan analogi sebuah persegi panjang yang memiliki ukuran sisi 4 dan 6 cm, dan bertanya berapa kelilingnya. Sebagian kelompok PK-80 menjawab 20 cm, tapi sebagian 24 cm (mungkin baru bangun dari kantuknya). Dengan panjang seperti itu berapa luas yang bisa dihasilkan? Jawabannya adalah bermacam-macam, tergantung berapa ukuran tiap sisi yang akan kita buat. Yang terluas adalah 25 cm2 kalau ukuran sisinya adalah 5 cm dan 5 cm. Sedangkan ukuran lain bisa menghasilkan luas yang lebih sedikit. Hal ini bisa dianalogikan dengan waktu yang kita miliki selama sehari semalam sebanyak 24 jam. Hasilnya adalah tergantung bagaimana kita menggunakan waktu tersebut. Ada orang yang sukses luar biasa, ada juga yang biasa saja, atau bahkan ada yang tidak mendapatkan apa-apa.
Berdasarkan analisa beliau, masa yang akan datang setelah masa information technology seperti sekarang ini adalah age of pervasive technology. Dimana saat itu, semua peralatan akan saling terhubung dan memiliki intelegensi masing-masing untuk membantu aktifitas manusia menjadi lebih baik dan optimum. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan kemampuan mengambil keputusan yang lebih cepat yang bisa diasah melalui:
-          High order thinking
-          Creative
-          Intuitive sharpness
-          Decision support system
Beliau menambahkan bahwa pada tahun 2020, angkatan kerja akan didominasi oleh generasi Y and Z dimana mereka ini memiliki ciri khusus yaitu saling terhubung (connected) dan bergerak (mobile).  Saat itu kehidupan manusia akan selalu berada di antara dinding kompetisi dan kooperasi yang berarti kerjasama dalam kebaikan dan kompetisi dalam prestasi. Daya saing antar manusia akan ditentukan oleh keutuhan kompetensi berupa: sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
LPDP dibentuk untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia untuk Indonesia Emas 2045 (100 tahun kemerdekaan Indonesia). Bonus demografi yang terjadi di tahun 2005-2035 memerlukan human investasi yang salah satunya adalah dana pendidikan lintas generasi. Dimulai dari tahun 2012 dengan penyisihan 1,5-2% dari anggaran pendidikan, diharapkan pada tahun 2030 sudah terkumpul 100 Trilyun rupiah yang dialokasikan sebagai dana abadi pendidikan. Ketika saat itu tercapai, Prof. Nuh optimis sambil berkelakar “kucing pun kita sekolahkan!”
Lewat LPDP ini, ada perubahan besar dalam diplomasi Indonesia dengan negara lain. Kalau biasanya Menristekdikti akan selalu bertanya kepada negara lain apakah ada beasiswa yang bisa dialokasikan untuk putra-purtri Indonesia. Sekarang, pertanyaannya adalah apakah universitas terbaik di negeri anda? Kami akan menyekolahkan putra-putri terbaik Indonesia di sana dengan biaya kami sendiri.
Prof. Nuh berpesan kepada kami:
-          “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya”
-          “Jangan takut banyak anak, karena negara memerlukan generasi muda yang TOP dan banyak”
-          “Jadikan kecerdasan dan kemuliaan dalam pembiasaan”
-          “Biasakan mendahulukan yang substantif”
-          “Perbanyak sahabat, karena mereka akan menjadi bagian dari kesuksesan kita”
-          “Jadilah seperti processor, meskipun ukurannya kecil, computer tidak ada artinya tanpa dia”
-          “Berbaktilah pada orang tua, gemar bersedekah, shalat malam dan bershalawat” bagi yang muslim
Setelah selesai sesi malam ini, saya bersama beberapa teman kelompok Awignya bertugas membuat laporan tentang sesi pencerahan dari Prof. M. Nuh. Selain dari informasi yang didapatkan di kelas, kami juga menambahkan beberapa informasi yang tersedia tentang beliau di internet dalam laporan kami. Setelah selesai dan mengirimkan dokumen laporan ini, kami pun beristirahat di kamar masing-masing.

Hari Ketiga PK

Seperti hari sebelumnya, hari ketiga ini dimulai dengan acara integrity sport pada jam 5 pagi. Setelah semua berkumpul di aula, dimulailah test menjawab soal-soal seputar LPDP. Meskipun soalnya tetap sama dengan test sebelumnya, tetap aja ada beberapa hal yang masih sulit diingat. Test ini berlangsung selama 30 menit yang dilanjutkan dengan acara kuis menggunakan aplikasi website www.kahoot.it. Ternyata integrity sport hari itu tidak benar-benar olahraga. Kami pun melanjutkan dengan kegiatan sarapan dan mandi pagi. Dress code hari ketiga adalah kemeja biru muda lengan panjang, celana panjang kain hitam, dan sepatu pentofel.

Foto bersama tiap kelompok dalam PK-80

Sesi materi pertama pagi itu dimulai jam 07:30 dengan pemateri Bapak Yudi Latif, PhD dengan materi tentang kewarganegaraan dan nasionalisme. Beliau ini lahir di Sukabumi 26 Agustus 1964 dan pernah masuk pesantren di Gontor. Beliau adalah pengarang buku Negara Paripurna dan Revolusi Pancasila. Saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Islam dan pernah dinobatkan oleh harian Kompas sebagai Cendekiawan Berdedikasi.
Salah satu isi materi yang disampaikan adalah tentang energy primordial yang menyatakan bahwa manusia adalah mahluk spiritual yang sekaligus mahluk material, manusia adalah mahluk individu yang sekaligus adalah mahluk social, dan manusia adalah mahluk yang universial yang sekaligus juga adalah mahluk particular.
Negara Indonesia ini dibangun berdasarkan kesamaan: sejarah, geo-politik, budaya, dan tujuan. Beliau menambahkan bahwa Indonesia pada awalnya mewarisi konsep negara continental dari Belanda dimana teritori laut kita yang diakui hanya sejauh 12 mil laut. Hal ini menyebabkan adanya wilayah laut internasional diantara pulau-pulau Indonesia. Setelah melaui perjuangan panjang, ahirnya pada tahun 1982 dunia internasional mengakui konsep batas negara maritime berupa zona ekonomi eksklusif sejauh 200 mil dari garis pantai.
Beliau juga menegaskan bahwa Pancasila memiliki konsep jalan keseimbangan (inklusi social) dalam menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia. Seperti ras yang ada di Indonesia adalah: melanosoid, mongoloid dan Caucasoid. Bahasa dalam rumpun papua, austronesia, dan juga melayu polinesia. Indonesia itu sangat berbeda dengan Eropa yang tidak memiliki budaya perbedaan, dimana komunitas dalam satu negara itu sangat homogen.
Para pendiri negara kita ini sudah memiliki visi dan misi kebangsaan yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945. Visinya berada di alinea kedua: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedangkan misinya berada di alinea keempat yang terdiri dari: melindung segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, kesejahteraan umu, mencerdaskan kehiduapan bangsa serta menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
Sesi ini pun berakhir dengan istirahat dan makan siang. Sesi berikutnya adalah pemberian materi oleh Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin M.Sc. dengan topik Kreatif Interpreneurship. Beliau adalah lulusan IPB pada bidang Statistika di bawah bimbingan Prof. Dr. Andi H. Nasution. Beliau mendapatkan gelar S2 dan S3 nya dari Universitas Guelph, Prancis. Saat ini beliau adalah salah satu guru besar di IPB dan menjadi rector di Universitas Trilogy sejak 2013.
Beliau berpesan bahwa “Dimanapun anda mendapat amanah, maka jadilah pembawa amanah yang terbaik”. Untuk para peneliti, kemampuan menulis itu wajib dimiliki baik untuk popular science maupun research journal. Selain itu, beliau juga banyak bercerita tentang pengalamannya dalam membesarkan Universitas Trilogy yang dipimpinnya dalam membangun Technopreneurship dikalangan mahasiswanya.
Setelah acara cofeebreak sore, sesi selanjutnya adalah materi dengan topik “Pengantar Anti Korupsi” yang dibawakan oleh salah satu staff dari bagian Inspektorat Kementrian Keuangan. Kami yakin materi ini bertujuan untuk mengingatkan para awardee LPDP untuk menjauhi perilaku korupsi yang sangat merusak kehidupan bangsa dan negara kita.
Beliau memberikan definisi korupsi sebagai perbuatan melanggar hokum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain dan menghasilkan kerugian keuangan negara. Banyak hal bisa menjadi penyebab korupsi yang diantaranya adalah: pembenaran (rasionalisasi), kebutuhan (pressure) dan kesempatan (opportunity). Cara pencegahan yang efektif dari pengalaman negara lain adalah dengan cara: naming (diumumkan), faming (menjadi terkenal karena kejelekannya) dah shaming (merasa malu).
Sebenarnya kita bisa melihat indikasi korupsi dari seseorang melalui: gaya hidup yang diatas rata-rata, cenderung tidak taat aturan, problem dalam keluarga/tempat kerja, dan moral yang rendah. Pada akhirnya beliau mengingatkan bahwa uang beasiswa LPDP ini berasal dari uang pajak yang disetor rakyat Indonesia. Jadi kami harus ingat bagaimana membalasnya dengan menghindari perilaku korupsi dan mengabdi sepenuh hati untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sesi materi malam untuk hari ketiga dimulai pada jam 7 malam dengan pembicara Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LLM., PhD dengan judul materi “Pembentukan SDM yang berintegritas untuk Indonesia yang lebih baik”. Beliau lahir pada tanggal 23 November 1965 di Madura. Beliau mendapatkan gelar S1 dari Fakultas Hukum UI, kemudian melanjutkan S2 di Jepang dan lulus tahun 1992. Beliau meraih gelar doctor nya dari University of Notthingham, UK. Beliau menjadi professor termuda di UI pada usia 35 tahun dan sempat menjadi dekan FH UI.
Beliau mengemukakan bahwa tugas menjadi birokrat seperti Dekan itu adalah sebuah musibah. Hal ini karena banyak menyita waktu untuk urusan administrasi yang tidak berkaitan dengan tugas pokok dosen. Beliau menekankan bahwa achievement yang sebenarnya bagi seorang dosen adalah menjadi professor. Hal ini bisa diraih dengan salah satunya adalah sering membuat tulisan baik itu bersifat umum untuk public maupun paper ilmiah.
Beliau mengingatkan bahwa menulis untuk public lebih sulit dari membuat karya ilmiah, dikarenakan harus bida dipahami oleh semua lapisan masyarakat dan harus berisi topik up to date yang sedang hangat di masyarakat. Beliau menegaskan bahwa bagian awal dan akhir dari sebuah tulisan adalah hal yang paling penting.
Beliau berpesan kepada kami:
“Jadilah teladan untuk masyarakat”
“Harus istiqomah dengan profesi kita dan apa yang harus kita capai”
“Harus memiliki tujuan dalam hidup suapay bisa menginspirasi banyak orang”
Sesi ini menjadi penutup untuk kegiatan PK di hari ketiga. Setelah sedikit pengumuman dari Ketua PK, kami pun bisa beristirahat sedikit lebih awal dari biasanya karena tidak ada lagi kegiatan.

Hari Keempat PK

Seperti biasanya hari keempat dimulai pada jam 5 pagi dengan kegiatan integrity sport. Sesi ini dimulai dengan test tertulis seputar ke-LPDP-an dan keanggotaan PK-80. PIC PK mengatakan bahwa kalau nilai rata-rata kami mencapai diatas 80%, maka tidak akan ada lagi test tertulis seperti itu. Setelah setengah jam melaksanakan test tertulis, kami pun turun ke lapangan untuk melakukan integrity sport.
Kegiatan olah raga hari ini adalah berupa jogging disekitar Wisma Hijau. Saya tidak terlalu hapal rutenya, tetapi jogging ini atau tepatnya jalan santai ini berlangsung sekitar 1 jam. Cukup menguras keringat, tetapi menyenangkan karena bisa berkegiatan sambil mengobrol dengan rekan-rekan awardee yang lain.
Setelah berolah raga dilanjutkan dengan istirahat untuk makan dan mandi pagi. Sesi materi pertama hari itu adalah tentang Sumber Gagasan Academic Writing yang dimulai pada jam 7:30 pagi dengan pemateri Prof. M. Nasikin dari UI. Dress code hari itu adalah batik lengan panjang, celana panjang kain hitam, dan sepatu pentofel.

Kemeriahan PK-80 khususnya kelompok Awignya

Prof. M. Nasikin lahir di Jawa Timur dan mulai berkuliah di ITS pada tahun 1985. Pada tahun 1991 beliau melanjutkan ke Tokyo University of Technology untuk meraih S2 dan S3. Setelah itu beliau menjadi dosen pengajar di Fakultas Teknik UI untuk jurusan Teknik Kimia. Pada tahun 2007 beliau mendapatkan penghargaan Satya Lencana 20 tahun sebagai peneliti terbaik dan meraih Habibie Award pada tahun 2013.
Pertama beliau menjelaskan tentang perbedaan antara skripsi, thesis, dan disertasi. Kalau skripsi biasanya untuk menganalisa fenomena dengan teory (what), sedangkan thesis biasanya untuk menganalisa teori (how). Kalau disertasi memiliki ciri menemukan suatu kebaruan (why) atau dengan kata lain berupa novelty.
Tahapan dalam pembuatan academic writing adalah sebagai berikut:
-          Mengenali symptom yang berupa gejala pertanda adanya masalah
-          Rumusan akar masalah
-          Rumusan penyelesaian masalah yang didukung dengan matrix state of the art tentang perkembangan terbaru dalam bidang keilmuan tersebut
-          Hipotesis
-          Hipotesis yang dapat dibuktikan
Persyaratan dalam membuat sebuah karya ilmiah adalah harus: sistematis, ilmiah, logis, benar dan bertanggung jawab. Jika sebuah karya ilmiah ingin dipublikasikan di Jurnal ilmiah maka di dalamnya harus mengandung unsur novelty (kebaruan). Dalam proses penyusuna disertasi untuk S3 harus menggunakan data primer (data yang dihasilkan oleh sendiri) dan tidak ada statement spekulatif.
Beliau menyarankan bahwa dalam melakukan penelitian kita harus berorientasi juga terhadap kegiatan ekonominya. Gunakanlah metod “Start from the End”. Hal ini dicontohkan dengan beberapa paten yang beliau miliki bisa diterapkan dalam industry yang menghasilkan produk yang bisa digunakan oleh masyarakat.
Beliau menganalisa kenapa negara kita tidak berdaulat. Hal ini disebabkan oleh:
-          Tidak punya teknologi
-          Orientasi tidak diarahkan untuk menyelesaikan masalah bangsa
-          Periset terjebak di sasaran yang terlalu sempit.
Apakah cara yang bisa dilakukan untuk menangani masalah tersebut:
-          Kepemilikan hak paten yang mensyaratkan: baru, inventif dan ekonomis
-          Pakai pola pikir revolusi industry dengan menyelesaikan masalah bangsa yang ada di depan mata terlebih dahulu.
Sesi materi selanjutnya dilaksanakan setelah istirahat makan siang pada jam 1 siang dengan pembicara dari LPDP dengan materi “Mekanisme Pencairan Beasiswa”. Pada sesi ini dijelaskan dengan detail tentang peraturan, persyaratan dan ketentuan-ketentuan selama awardee mendapatkan beasiswa dari LPDP.
Dimulai dengan penjelasan tentang pelanggaran-pelanggaran yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya. Jenis sanksinya meliputi: penghentian beasiswa sementara, penghentian beasiswa secara permanen, penghentian dengan pengembalian beasiswa, dan yang terberat penghentian, pengembalian, dan denda 100% dari beasiswa yang diberikan. Detail tentang jenis pelanggarannya bisa dilihat di kontrak beasiswa yang diberikan saat PK berlangsung.
Dijelaskan pula tentang semua komponen beasiswa yang menjadi hak setiap awardee LPDP berikut cara pencairan dan dokumen yang dipersyaratkannya. Semua pengajuan pembayaran dilakukan melalui website SIMONEV. Sebelum berangkat setiap awardee akan diberikan tabungan BRI atau BNI Syariah sebagai rekening untuk pembayaran beasiswa sebelum berangkat. Tetapi nanti setelah sampai di negara tujuan bisa dirubah ke rekening bank dari luar negeri untuk mempermudah penarikan dana.
Untuk permasalahan tiket keberangkatan dan kepulangan nanti, ketentuannya harus dalam jangka waktu 20 hari sebelum mulai masa studi dan 1 bulan setelah selesai masa studi. Kemudian diberikan kesempatan kepada semua awardee untuk bertanya, tetapi teknisnya diwakili oleh perwakilan kelompok setelah terlebih dahulu menampung semua pertanyaan dari kelompoknya.
Sesi ini pun berakhir sampai menjelang magrib yang dilanjutkan dengan istirahat dan makan malam. Sesi selanjutnya malam itu adalah “by you for you” yang dimulai jam 7 malam. Acara ini dikelola sendiri oleh panitia dari PK-80. Acaranya berisi: tukar cindera mata, stand-up comedi, dan battle of creativity.
Sebelum PK dimulai setiap awardee diminta untuk menyiapkan sebuah cindera mata yang dibungkus kertas koran atau kertas lain warna coklat. Setelah dikumpulkan, panitia memberikan label nomor kepada setiap bungkusan cindera mata. Pada malam itu, setiap awardee diminta maju ke depan untuk mengambil nomor. Sesuai dengan nomor ini, maka awardee mendapatkan cindera mata dari awardee lain. Saya kebagian mendapatkan souvenir wayang golek, terima kasih teman-teman. Untuk stand-up komedi, setiap kelompok harus mengirimkan perwakilannya satu orang. Maklum masih amatiran, komedinya terasa garing tetapi dinikmati saja.
Pada acara battle of creativity, kelompok saya Awignya merubah konsep yang tadinya mau berjoget maumere menjadi atraksi ondel-ondel. Ondel-ondelnya dibuat dari orang dengan memakai jaket di perut dan sarung yang diangkat untuk menutupi kepala. Tangan jaket dikasih tali supaya bisa diangkat meniru tangan manusia. Sedangkan bagian sarung dikasih bulatan putih sebagai mata lengkap dengan hidung dan mulutnya. Berkat kreatifitas kami ini, kelompok Awignya memenangkan battle of creativity dan mendapatkan hadiah sekotak bengbeng.
Acaranya menarik sebagai hiburan di malam terakhir kegiatan PK. Saat itu dibagikan juga kaos polo warna biru muda dari LPDP dan foto-foto bersama dengan pemateri tokoh nasional. Kegiatan ini berlangsung sampai dengan tengah malam. Pada ahir acara diberikan briefing untuk kegiatan keesokan harinya yaitu acara closing PK-80.

Hari Kelima (terakhir) PK

Kegiatan hari terakhir PK kami dimulai dengan acara integrity sport yang seperti biasa pada jam 5 pagi. Hari itu sudah tidak ada test tertulis lagi tentang hal-hal menyangkut LPDP dan angkatan. Kami melakukan senam ringan selama setengah jam, setelah itu dilanjutkan dengan pesiapan tempat dan peralatan untuk acara closing. Saya bersama rekan lain mempersiapkan dekorasi rumbai-rumbai diatas jalan masuk ke wisma hijau dengan menggunakan kertas kref yang berwarna warni. Kegiatan ini kami lakukan sampai sekitar jam 7. Kemudian dilanjutkan dengan istirahat dan sarapan pagi.
Kegiatan closing PK-80 dimulai sekitar jam 8 pagi dengan beberapa spot kegiatan yang menyelenggarakan acara-acara berbeda diantaranya: pemeriksaan telinga, konsultasi gizi, konsultasi kesehatan dan psikologi, lomba menggambar, pelatihan IELTS, public speaking, dan panggung hiburan. Dalam acara panggung hiburan ditampilkan beberapa persembahan: tarian dari peserta PK-80, angklung dari anak-anak SD, dram dari peserta PK-80, dan beberapa lagu yang dibawakan oleh bank PK-80.
Saat itu juga dibagikan buku tabungan BRI untuk semua awardee LPDP yang akan digunakan sebagai rekening tempat menampung transferan beasiswa LPDP. Sebelum jumatan, acara closing ini ditutup dengan pelepasan balon gas ke udara yang disertai dengan kertas bertuliskan harapan dari masing-masing awardee LPDP. Setelah pelepasan balon itu, kami menyanyikan sekali lagi lagu angkatan Pranawa Cita yang dilanjutkan dengan bersalaman.

Berbagai kegiatan dalam rangkaian acara Closing PK-80


Setelah jumatan LPDP masih menyediakan untuk kami makan siang. Bagi yang ingin langsung pulang, bisa langsung meninggalkan lokasi PK setelah acara makan siang itu. Tetapi sebenarnya masih ada satu acara lagi yaitu pelatihan public speaking dengan peserta dari beberapa orang guru sekolah di sekitar Wisma Hijau dan juga beberapa awardee LPDP yang masih bertahan. Acara ini dipimpin oleh nara sumber seorang presenter televisi swasta nasional yang cukup terkenal.
Beliau menekankan adanya dua hal penting dalam public speaking yaitu content (isi) dan delivery (cara penyampaian). Dalam kegiatan ini lebih menekankan kepada delivery yang fokusnya di bagian: artikulasi, intonasi, speed, stressing dan jeda. Sedangkan untuk content sendiri harus memperhatikan: what, who, when, where, why, and how.
Setelah kegiatan ini, maka berakhirlah seluruh kegiatan PK-80. Satu persatu awardee beasiswa LPDP meninggalkan Wisma Hijau untuk kembali ke daerahnya masing-masing.

Pasca PK

Bagi saya dan mungkin juga beberapa awardee LPDP yang lain ada phenomena menarik dalam kegiatan PK ini. Pada saat sebelum PK, saya merasa PK ini adalah kegiatan yang agak menakutkan dan tidak menarik. Saya menjalaninya hanya sekedar menggugurkan kewajiban sebagian bagian dari proses beasiswa LPDP. Saat kegiatan bermain futsal sebelum kegiatan PK diantara peserta PK-80 ada yang mengatakan, kenapa ada peserta PK yang sudah lalu tapi masih datang ke acara futsal ini. Ternyata kami temukan jawabannya setelah kegiatan PK ini berakhir.
Begitu meninggalkan Wisma Hijau, ada perasaan bahwa sesuatu telah hilang dari diri kita. Yang dalam 5 hari kemarin kami selalu bersama, tiba-tiba kembali menjadi sendiri. Lagu mars LPDP dan lagu angkatan masih selalu terngiang-ngiang di telinga, padahal seminggu yang lalu begitu susahnya untuk dihapal. Benarlah perkataan PIC PK, bahwa dosa kegiatan PK adalah memisahkan orang yang sudah dipertemukan.
Saya memantau postingan di group telegram Pranawa Cita dan juga kelompok begitu ramai dengan kiriman foto dan video selama PK. Beberapa orang bahkan mengakui mendownload lagu-lagu yang selalu diputar selama PK berlangsung baik itu calling class maupun saat pembicara naik panggung. Tambahan lagi bahwa ada beberapa awardee yang mengadakan kopdar hanya beberapa hari setelah selesai PK. Bisa dipastikan bahwa hampir sebagian besar peserta PK-80 mengakui bahwa mereka gagal move on.

Smiley dari icon PK-80

Dengan phenomena tersebut, dipastikan bahwa kegiatan PK-80 berhasil dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi yang diemban oleh PIC PK yaitu sebagai arena perkenalan anatar awardee LPDP, antara awardee LPDP dengan pengurus LPDP, dan juga antara awardee LPDP dengan para tokoh nasional. Diharapkan dengan phenomena susah move on ini, rasa persaudaraan antar awardee LPDP ini bisa terjaga dengan baik dan pada akhirnya bisa menghasilkan sinergi dalam membangun Indonesia.

Akhirnya saya berharap tulisan ini bisa memberikan gambaran bagi para awardee yang belum melaksanakan PK supaya bisa melaksanakan PK tersebut dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan kenangan yang tak terlupakan. 

LPDP… Jaya!!!