Tulisan saya ini
akan bercerita tentang kegiatan PK-80 yang saya ikuti. Mungkin rekan-rekan
awardee LPDP lain mengalami hal yang sama ataupun berbeda dari yang saya alami.
Saya harapkan tulisan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana itu PK
untuk awardee LPDP yang belum melaksanakan PK danjuga sebagai kenangan bagi
rekan-rekan di PK-80. Saya akan membagi tulisan ini dalam 3 bagian: pra PK,
saat PK dan pasca PK.
| Peserta PK-80 |
Pra PK
Saya adalah salah satu awardee
penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pemerintah
Indonesia batch 2 tahun 2016. Saya akan berangakat melanjutkan studi doktoral
di TU Delft Belanda untuk bidang teknik penerbangan dengan spesialisasi
transportasi udara. Sebelum saya berangkat ke Belanda ada beberapa tahapan
kegiatan yang harus dilakukan diantaranya adalah mengikuti kegiatan Persiapan
Keberangkatan (PK).
Saat saya mendapatkan pengumuman
lolos sebagai awardee beasiswa LPDP, diberitahukan bahwa setiap awardee wajib
untuk mengikuti kegiatan PK. Kegiatan PK ini berupa pembekalan materi dan
pengkondisian untuk awardee sebelum berangkat menempuh studi nya masing-masing.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya saya diberitahukan mengikuti PK di
angkatan ke-80 (PK-80) yang akan dilaksanakan di sekitar awal bulan Oktober
2016.
Pada awalnya PK-80 ini
dikhususkan sebagai PK tanpa tugas. Kenapa dinamakan demikian? Katanya angkatan
ini dikhususkan untuk para awardee yang sudah tergolong senior dan memiliki
kesibukan bekerja sehingga tidak akan dibebani dengan tugas-tugas pra maupun
selama PK. Tetapi pada akhirnya konsep PK tanpa tugas ini pun dirubah menjadi
PK seperti biasa dengan merubah susunan anggotanya. Ada beberapa awardee yang
dipindah ke PK yang lebih awal maupun ke PK yang lebih akhir. Saya termasuk
salah satu yang tetap berada di PK-80.
Kegiatan untuk persiapan PK
(pra-PK) dimulai di awal bulan September dengan pemilihan ketua dan perwakilan
pra-PK. Prosesnya berawal dengan pencalonan bagi yang berminat dan bersedia,
kemudian anggota lain memilih secara online. Pengurus ini berfungsi sebagai
jembatan penghubung antara anggota kelompok PK dengan Person in Charge
(PIC-PK).
Setelah itu dilanjutkan dengan
proses pengisian database informasi semua anggota PK, penentuan nama, logo,
serta maskot PK-80. Setelah lewat proses usulan dan pemilihan, terpilihlah nama
angkatan: “Pranawa Cita”. Frase Pranawa Cita memiliki filosofi sebagai hati
yang terang, baik dalam pikiran, hati dan tujuan. Diharapkan anggota PK-80
mampu menjadi pembawa cahaya (pelita) untuk harapan orang-orang disekitarnya.
| Logo PK-80 |
Sedangkan untuk maskotnya
terpilihlah “Cita” berupa seekor burung kolibri yang memiliki jiwa pelindung,
fleksibilitas, keberanian, kebahagiaan, dan pemersatu. Cita ini digambarkan
dengan kostum batik yang merupakan salah satu budaya Indonesia yang bisa
menjadi penyambung antar budaya. Cita ini berwarna seperti api dengan membawa
obor di sayap kanannya. Hal ini sebagai sumber cahaya yang memberikan
kehangatan dan kenyamanan.
Selain tugas-tugas tersebut, PK-80 juga berinisiatif untuk membuat kaos polo angkatan yang berwarna merah maroon dengan logo angkatan di dada kiri dan bendera merah putih di lengan kanan serta tulisan LPDP di bagian belakang. Bahkan beberapa anggota PK-80 berkolaborasi untuk meciptakan sebuah lagu angkatan dengan judul yang sama seperti nama angkatan PK-80 Pranawa Cita.
Selain itu ada juga tugas untuk
membuat CV versi mini dan panjang. Di situ disebutkan posisi kita sekarang dan
juga prestasi-prestasi yang pernah diraih. Sebelum PK berlangsung terlebih
dahulu diberitahukan tentang tata tertib dan aturan selama kegiatan PK. Kalau
dilihat dari isinya terasa sangat ketat aturan dan sanksinya. Hal ini membuat
kami sebagai calon peserta memiliki kesan kurang positif.
Untuk pengorganisasian selama
kegiatan PK, dibentuklah kelompok-kelompok kecil terdiri dari 20-an anggota
dengan nama kelompok: Abipraya, Acitya, Andamar, Aruna, Aguna, dan Awignya.
Selain itu dibentuk juga kepanitiaan dengan bidang-bidang seperti: sekretariat,
keuangan, logistik, acara opening, acara closing, dokumentasi, dan pengisi
acara by you for you.
Saat PK
Waktu kegiatan PK pun akhirnya
ditetapkan tanggal 3-7 Oktober 2016 selama 5 hari dengan peserta sebanyak 128
orang. Ketua dan perwakilan PK-80 mengusulkan untuk semua anggota PK-80 supaya
berkumpul lebih awal dari jadwal PK dengan pilihan di H-4 atau H-2. Acara ini
untuk mempersiapkan pengkondisian acara PK dan juga menghindari adanya
keterlambatan kehadiran. Untuk berbagai persiapan kegiatan PK ini, setiap
anggota menyumbang dana sebesar 250 ribu rupiah. Selain itu untuk pembelian
kaos angkatan sebesar 60 ribu rupiah untuk kaos lengan pendek atau 70 ribu
rupiah untuk kaos lengan panjang.
Saya datang di H-2
hari Sabtu ke basecamp PK-80 di Gang Bay Residence tidak jauh dengan lokasi PK
di Wisma Hijau, Depok. Di sana kita saling berkenalan sambil mempersiapkan
tugas panitia dan tugas kelompok. Saya tergabung dalam panitia bidang
dokumentasi untuk mempersiapkan video pembukaan acara PK-80 dan kelompok
Awignya untuk mempersiapkan persembahan acara battle of creativity. Kami
diminta untuk menghapal visi, misi, lambang LPDP, susunan direktur LPDP, mars
LPDP, dan lagu angkatan PK-80.
| Keseruan Persiapan PK-80 |
Akomodasi sebelum acara PK
berlangsung, ditanggung oleh masing-masing peserta PK. Tarif bermalam di Gang
Bay Residence sebesar antara 250-300 ribu rupiah untuk satu kamar yang bisa
diisi 2 atau 3 orang. Sedangkan pada malam sebelum PK kami berpindah ke Wisma
Hijau dengan tarip 150 ribu rupiah per-orang.
Pada H-1, pagi hari ada undangan
bermain futsal bersama PIC PK dan juga PK angkatan lain di 4D futsal. Acara ini
hanya diikuti oleh anggota yang berminat main futsal dan berlangsung dari jam 7
sampai dengan jam 9. Selanjutnya kami
berpindah ke Wisma Hijau pada jam 12:30 dengan koordinasi masing-masing
kelompok. Kelompok Awignya berhasil pindah ke Wisma Hijau dengan menggunakan 2
mobil uber dan 3 gojek.
Setelah di Wisma Hijau, kami
mendapatkan alokasi tempat tinggal dengan komposisi 3 orang per kamar. Saya
kebagian di bungalow Anyelir 3 bersama Daeng Sahrul dari Makasar dan Bang Iful
dari Jakarta. Bungalow ini memiliki ruang tengah, 4 kamar yang tiap kamarnya diisi
oleh 3 orang, dan 2 kamar mandi. Posisi bungalow yang saya tempati berada di
samping aula yang akan digunakan selama kegiatan PK.
Pada malam sebelum dimulai
kegiatan PK, semua anggota PK-80 berkumpul di aula untuk melakukan gladi kotor
acara opening PK. Saat itu dilakukan pengecekan terhadap seluruh rangkaian
acara saat pembukaan nanti yang meliputi: MC, tarian penyambutan, penekanan
tombol pembukaan PK, lagu Indonesia Raya, lagu Mars LPDP, lagu angkatan,
yel-yel angkatan, dan drama musical. Gladi kotor ini berlangsung sampai sekitar
jam 12 malam.
Hari Pertama PK
Hari pertama PK dengan dress code
kaos polo putih, celana jeans, dan sepatu kets. Di hari itu sarapan paginya
sudah disediakan mulai jam 5:30 di ruangan makan dengan menu nasi goreng. Sedangkan
kegiatan utmama PK dimulai jam 07:00 dengan sepuluh menit sebelumnya
diperdengarkan class call dengan memutarkan lagu Selamat Pagi dari penyanyi
Ran. Sebelum acara utama dimulai, diperdengarkan terlebih dahulu lagu tentang
guru dan dilanjutkan dengan icebreaking berupa joget dangdut dengan beberapa
lagu seperti: bang jali dan kopi dangdut.
Acara utama PK di hari pertama
ini berupa penjelasan tentang selayang pandang PK oleh PIC PK Pak Mohammad
Kamiluddin. Beliau memberikan pengarahan tentang data pribadinya dan pengalaman
beliau pada saat masih mahasiswa dan kemudian bekerja di LPDP. Setelah itu
menjelaskan kegiatan PK, tugas-tugasnya, para alumni PK sebelum PK-80 yang
menonjol dan para personnel PIC PK.
Beliau menyelingi dengan cerita
pribadinya saat awal bertemu kemudian melamar istri beliau. Kemudian beliau
bercerita tentang cinta lokasi antar para awardee PK dan cerita sukses mereka
sampai ke jenjang pernikahan. Hal ini tentu akan sangat meng-inspirasi untuk
para awardee yang masih single dan available. Acara ini juga dihadiri oleh
beberapa perwakilan angkatan PK yang belum melaksanakan PK untuk memberikan gambaran
kepada mereka tentang kegiatan PK.
![]() |
| Kelompok Awignya |
![]() |
| Peserta PK-80 terpilih mendapatkan kaos LPDP |
Setelah sesi pertama sampai jam
12 siang, dilanjutkan dengan makan siang nasi kotak dan istirahat untuk shalat
dhuhur sampai sekitar jam 1 siang. Sesi kedua pun masih berlanjut tentang
materi pengenalan terhadap PK sampai sekitar jam 5 sore yang diselingi dengan
coffebreak selama setengah jam di sekitar jam 3 untuk shalat ashar dan makan
cemilan. Saat calling call sesi kedua ini kami mulai diberikan stiker smiley
kecil untuk penanda kehadiran di setiap sesi PK yang harus ditempel di daftar
nama group masing-masing.
Pada saat mulai sesi kedua ini,
PIC PK mengatakan bahwa ada selebaran isu di social media berkaitan dengan
guyonan yang beliau sampaikan di acara PK ini. Mungkin beberapa orang salah
menanggapi guyonan tersebut terutama yang menyangkut isu kesukuan dan gender.
Tetapi bagi kami yang mengikuti acara tersebut secara penuh tidak memiliki
pandangan negatif terhadap hal tersebut karena kami memahami itu hanya lah
guyonan untuk menghangatkan suasana.
Salah satu kegiatan dalam sesi
ini adalah permainan kuis kelompok secara online menggunakan website www.kahoot.it. Melalui website ini, tiap
kelompok yang diwakili perwakilannya melakukan permainan dengan memilih jawaban
seputar informasi anggota angkatan dalam PK-80. Siapa yang menjawab benar dan
paling cepat akan mendapatkan nilai yang tertinggi.
Setelah sesi istirahat sore dan
makan malam, kegiatan PK dilanjutkan sekitar jam 7 malam dengan acara gladi
bersih acara opening PK. Ternyata acara opening PK itu tidak selalu
dilaksanakan di hari pertama, karena menyesuaikan dengan jadwal para Direktur
LPDP yang tersedia untuk hadir di acara PK. Menurut jadwal, untuk acara opening
PK-80 akan dilaksanakan pada sesi pagi di hari kedua. Gladi bersih ini
berlangsung cukup lama sampai sekitar jam 11 malam.
Sebelum istirahat, kami disuguhi
dengan test tulis PK selama 1 jam yang berisi materi-materi yang harus kami
hapal seperti visi, misi, mars, lambang LPDP, dan ikrar penerima beasiwa LPDP.
Selain itu ada test angkatan yang berupa mencocokkan fakta/prestasi yang
dimiliki oleh awardee PK-80 dengan nama-nama awardee PK-80 yang memiliki
fakta/prestasi tersebut. Data ini berasal dari mini CV yang kami kumpulkan
sebelum PK dimulai.
Hari Kedua PK
Kegiatan hari kedua dimulai
dengan integrity sport pada jam 5 pagi. Mengingat ketersediaan kamar mandi di
bungalow yang saya tempati, beberapa awardee PK termasuk saya berinisiatif
untuk bangun lebih awal dan mandi sebelum acara integrity sport. Integrity
sport hari kedua ini berupa senam yang dilanjutkan dengan beberapa permainan
sampai jam 7 pagi.
Sesi istirahat dan makan pagi di
hari kedua berlangsung sampai jam 8 pagi. Ternyata dalam 1 jam ini masih cukup
waktu untuk makan pagi dan mandi meskipun tadinya kami berpikir ketersediaan
kamar mandi terlalu minim. Akhirnya di hari-hari selanjutnya, kami tidak perlu
lagi mandi sebelum acara integrity sport, tetapi setelah nya saja.
| Jadwal Kegiatan PK-80 |
Kegiatan sesi pagi hari kedua
tidak jadi diisi dengan acara opening PK, karena Direktur LPDP yang akan
membuka acara berhalangan hadir dan dipindah ke sesi sore hari. Sesi kali ini
pun dimulai dengan icebreaking berupa joget “Mori-mori”. Video Mori-mori yang
ditayangkan dari Youtube ini berupa lagu anak-anak Jepang dengan koreografi 2
anak kecil laki-laki dan perempuan yang sangat lucu. Kami pun berusaha
mengikuti setiap kegiatan yang ditampilkan. Dress code hari kedua adalah kemeja
putih lengan panjang, celana kain hitam, dan sepatu pentofel.
Setelah icebreaking ini
dilanjutkan dengan menonton film india berjudul “Every Child is Special” dengan
pemeran utama Amir Khan. Film ini mengisahkan tentang seorang anak yang
mengidap disleksia yaitu syndrome yang menyebabkan kesulitan dalam membaca
huruf dan angka. Anak ini mengalami bullying dari teman-teman dan gurunya serta
ditambah lagi dengan orang tuanya yang tidak memahami syndrome tersebut.
Karena ketidakpahamanya, si orang
tua mengirimkan sang anak ke sekolah yang berasrama di kota lain dengan maksud
untuk mendidiknya supaya lebih berdisiplin. Sayangnya si anak merasa semakin
dikucilkan dan semakin tertekan. Beruntung ada guru baru di sekolah tersebut
yang mengajar seni lukis mampu mengenali kelainan pada anak tersebut. Si guru
tersebut sempat mengunjungi orang tua si anak tersebut dan berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang kondisi si anak. Pada saat itu si orang tua tidak
bisa menerima penjelasan tersebut, tetapi si guru bisa mendapatkan informasi
tentang kelebihan si anak dalam hal melukis.
Singkat cerita, si guru ini
bercerita di kelas si anak ini tentang orang-orang yang mengalami kesulitan
dalam hal membaca angka dan huruf tetapi menjadi orang hebat seperti Albert
Einstein, Leonardo da Vinci, dan lainnya. Kemudian si guru mengatakan bahwa dia
pun termasuk salah satu yang pernah mengalami kelainan tersebut. Hal ini
membuat si anak merasa punya teman yang bernasib sama.
Setelah beberapa waktu, si guru
berhasil meyakinkan pihak sekolah untuk memberikan perhatian khusus untuk anak
tersebut. Caranya adalah dengan meluangkan waktu tambahan untuk mengajarkan
pelajaran secara lisan sambil secara perlahan membantu kekurangannya dalam hal
membaca dan menulis.
Pada akhir cerita si guru ini
mengadakan acara lomba menulis yang diakan pihak sekolah untuk umum termasuk semua
murid dan guru di sekolah tersebut. Juara lomba ini adalah lukisan pemandangan
kolam yang berada di sekolah tersebut dengan sangat detail yang dibuat oleh si
anak pengidap disleksia tersebut.
Akhirnya si orang tua anak
tersebut datang ke sekolah untuk menjemput anaknya untuk liburan sekolah.
Mereka mendapati anak mereka menjadi anak yang berprestasi dan memahami
kekeliruan mereka selama ini. Ending filmnya adalah adegan saat si anak berlari
keluar dari mobil orang tua yang menjemputnya dan menghampiri si guru yang
kemudian si guru mengangkat si murid tinggi-tinggi yang bisa diartikan bahwa si
anak bisa berprestasi tinggi meskipun memiliki kekurangan berkat bantuan
orang-orang di sekitarnya yang memahami keadaaannya.
Sesi siang hari kedua
dilaksanakan setelah istirahat dan makan siang pada jam 12:30 yang diisi oleh
pembicara bapak Prof. Dr. Alwi Abdurrahman Shihab, Menteri Luar Negeri Indonesia
periode 1999-2001 saat kepemimpinan presiden Aburrahman Wahid. Topik yang
dibahas adalah “Aku pergi untuk kembali” yang menceritakan perjalanan hidup
beliau dari kecil sampai mencapai puncak karir sebagai menteri luar negeri
Indonesia.
Setiap sesi pemateri selalu
dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars LPDP, kemudian
dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar penerima beasiswa LPDP. Setelah itu pemateri
akan naik ke panggung dengan diiringi musik instrumental berjudul Viva La Vida
dari Coldplay.
Prof. Alwi Shihab lahir di
Makasar tahun 1946 dan menempuh pendidikan pesantren di Malang bersama sang
kakak Quraish Shihab. Pada usia 13 tahun, beliau berdua bersama beberapa
putra-putri Indonesia lain berangkat ke Mesir untuk memperdalam ilmu. Ayah
beliau berpesan bahwa jangan pulang sebelum meraih gelar doktor. Saat pulang ke
tanah air dari Mesir beberapa tahun kemudian, beliau belum bergelar doktor
karena ada hal yang menghalanginya meraih hal tersebut. Tetapi dengan kerja
keras dan usaha maksimal gelar itu akhirnya beliau raih beberapa tahun
kemudian.
Saat di Amerika setelah
menyelesaikan program doktoral dan mengajar di Harvard University, beliau
diminta oleh Gus Dur yang saat itu menjadi presiden Indonesia untuk kembali ke
tanah air dan menjabat sebagai menteri luar negeri.
Pak Alwi Shihab berpesan kepada
kami:
-
“Hidup harus memiliki planning, jangan seperti
laying-layang yang hanya mengikuti angin”
-
“Setelah planning, niat harus tulus supaya ujungnya
sampai kepada tujuan dan menjadi orang yang bermanfaat”
-
“Tidak seorang pun luput dari kendala, tapi
tekad untuk mencapai tujuan jangan tergoda oleh hal lain”
-
“Yang menentukan sukses atau gagal adalah diri
kita sendiri”
Sesi selanjutnya mengambil topik
“Program LPDP Untuk Indonesia” dilakukan setelah cofeebreak sore. Acara dimulai
pada jam 15:45 dengan pembicara Bapak Sofwan Effendi, Direktur Dana
Rehabilitasi Pendidikan LPDP. Beliau menyatakan bahwa dengan mengambil
pelajaran dari berbagai program beasiswa dari pemerintah sebelumnya yang selalu
mengalami keterlambatan pembayaran, maka LPDP dibuat dengan berlandaskan skema
yang tidak bergantung kepada siklus APBN. Selain itu LPDP ditugaskan untuk
menyiapkan pemimpin Indonesia di 2030 dan ditargetkan pada tahun tersebut LPDP
sudah menghasilkan 60 ribu doktor dengan 10% nya berprofesi sebagai scientist.
Selain memberikan beasiswa
pendidikan, LPDP juga memberikan dana untuk riset melalui program RISPRO.
Program ini bertujuan untuk mendorong riset yang bisa diimplementasikan menjadi
produk yang berkolaborasi dengan dunia industri. Satu proposal RISPRO bisa
didanai sampai 2 Milyar rupiah dengan 10% nya didanai dari partner industri
yang melakukan penelitian. Bahkan program ini bisa dibuat multi-year sampai
maksimum 3 tahun.
Yang ketiga, LPDP bisa mendanai
rehabiitasi fasilitas pendidikan yang rusak disebabkan oleh bencana alam atau
lainnya. Hal ini bisa dilakukan jika kementrian terkait tidak bisa mengeluarkan
dananya dikarenakan birokrasi anggaran, sedangkan kebutuhan fasilitas
pendidikan tidak bisa menunggu.
Pembicara ketiga pada hari kedua
ini adalah Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh. Beliau adalah Menteri Pendidikan
Nasional tahun 2009-2014. Saat kepemimpinan beliau lah LPDP ini dibentuk. Jadi
beliau adalah salah satu founding father LPDP bersama Ibu Sri Mulyani yang
menjadi Menteri Keuangan saat itu dan saat ini juga. Sesi ini dimulai pada jam
7 malam dan berakhir jam 10 malam.
Beliau adalah lulusan teknik
elektro ITS dan S2 sampai S3 nya di Prancis. Beliau pernah menjadi Direktur
Politeknik Elektronik Nasional Surabaya dan kemudian menjadi Rektor ITS termuda
pada usia 42 tahun. Sebelum menjadi Menteri Pendidikan Nasional, beliau
menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Kebudayaan.
Sebelum beliau naik panggung, peserta
PK-80 menyanyikan terlebih dahulu lagu angkatan Pranawa Cita. Dari lagu ini
Prof. Nuh memberikan komentar tentang lirik yang berbunyi “Pranawa Cita
terbanglah ke ujung dunia, banggakan Indonesia”. Beliau mengarisbawahi perbedaan
antara kata “cinta” dan “bangga”. Menurut beliau “cinta” itu timbul dari rasa
memiliki (ownership), sedangkan “bangga” itu muncul karena adanya prestasi.
Di awal sesi beliau memutarkan
sebuah video klip dari Fatin yang berjudul Aku Memilih Setia. Beliau menegaskan
bahwa awardee LPDP harus setia kepada bangsa dan negara Indonesia, meskipun
suatu saat mendapat tawaran yang mengiurkan dari negara lain. Beliau menyatakan
bahwa LPDP adalah pemberi beasiswa terbaik di dunia saat ini.
Beliau memberikan analogi sebuah
persegi panjang yang memiliki ukuran sisi 4 dan 6 cm, dan bertanya berapa
kelilingnya. Sebagian kelompok PK-80 menjawab 20 cm, tapi sebagian 24 cm
(mungkin baru bangun dari kantuknya). Dengan panjang seperti itu berapa luas
yang bisa dihasilkan? Jawabannya adalah bermacam-macam, tergantung berapa
ukuran tiap sisi yang akan kita buat. Yang terluas adalah 25 cm2 kalau ukuran
sisinya adalah 5 cm dan 5 cm. Sedangkan ukuran lain bisa menghasilkan luas yang
lebih sedikit. Hal ini bisa dianalogikan dengan waktu yang kita miliki selama
sehari semalam sebanyak 24 jam. Hasilnya adalah tergantung bagaimana kita
menggunakan waktu tersebut. Ada orang yang sukses luar biasa, ada juga yang
biasa saja, atau bahkan ada yang tidak mendapatkan apa-apa.
Berdasarkan analisa beliau, masa
yang akan datang setelah masa information technology seperti sekarang ini
adalah age of pervasive technology. Dimana saat itu, semua peralatan akan
saling terhubung dan memiliki intelegensi masing-masing untuk membantu
aktifitas manusia menjadi lebih baik dan optimum. Untuk mempersiapkan hal
tersebut, diperlukan kemampuan mengambil keputusan yang lebih cepat yang bisa
diasah melalui:
-
High order thinking
-
Creative
-
Intuitive sharpness
-
Decision support system
Beliau menambahkan bahwa pada
tahun 2020, angkatan kerja akan didominasi oleh generasi Y and Z dimana mereka
ini memiliki ciri khusus yaitu saling terhubung (connected) dan bergerak
(mobile). Saat itu kehidupan manusia akan
selalu berada di antara dinding kompetisi dan kooperasi yang berarti kerjasama dalam
kebaikan dan kompetisi dalam prestasi. Daya saing antar manusia akan ditentukan
oleh keutuhan kompetensi berupa: sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
LPDP dibentuk untuk mempersiapkan
generasi emas Indonesia untuk Indonesia Emas 2045 (100 tahun kemerdekaan Indonesia).
Bonus demografi yang terjadi di tahun 2005-2035 memerlukan human investasi yang
salah satunya adalah dana pendidikan lintas generasi. Dimulai dari tahun 2012
dengan penyisihan 1,5-2% dari anggaran pendidikan, diharapkan pada tahun 2030
sudah terkumpul 100 Trilyun rupiah yang dialokasikan sebagai dana abadi
pendidikan. Ketika saat itu tercapai, Prof. Nuh optimis sambil berkelakar
“kucing pun kita sekolahkan!”
Lewat LPDP ini, ada perubahan
besar dalam diplomasi Indonesia dengan negara lain. Kalau biasanya
Menristekdikti akan selalu bertanya kepada negara lain apakah ada beasiswa yang
bisa dialokasikan untuk putra-purtri Indonesia. Sekarang, pertanyaannya adalah
apakah universitas terbaik di negeri anda? Kami akan menyekolahkan putra-putri
terbaik Indonesia di sana dengan biaya kami sendiri.
Prof. Nuh berpesan kepada kami:
-
“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya”
-
“Jangan takut banyak anak, karena negara
memerlukan generasi muda yang TOP dan banyak”
-
“Jadikan kecerdasan dan kemuliaan dalam
pembiasaan”
-
“Biasakan mendahulukan yang substantif”
-
“Perbanyak sahabat, karena mereka akan menjadi
bagian dari kesuksesan kita”
-
“Jadilah seperti processor, meskipun ukurannya
kecil, computer tidak ada artinya tanpa dia”
-
“Berbaktilah pada orang tua, gemar bersedekah, shalat
malam dan bershalawat” bagi yang muslim
Setelah selesai sesi
malam ini, saya bersama beberapa teman kelompok Awignya bertugas membuat
laporan tentang sesi pencerahan dari Prof. M. Nuh. Selain dari informasi yang
didapatkan di kelas, kami juga menambahkan beberapa informasi yang tersedia
tentang beliau di internet dalam laporan kami. Setelah selesai dan mengirimkan
dokumen laporan ini, kami pun beristirahat di kamar masing-masing.
Hari Ketiga PK
Seperti hari sebelumnya, hari
ketiga ini dimulai dengan acara integrity sport pada jam 5 pagi. Setelah semua
berkumpul di aula, dimulailah test menjawab soal-soal seputar LPDP. Meskipun
soalnya tetap sama dengan test sebelumnya, tetap aja ada beberapa hal yang
masih sulit diingat. Test ini berlangsung selama 30 menit yang dilanjutkan
dengan acara kuis menggunakan aplikasi website www.kahoot.it.
Ternyata integrity sport hari itu tidak benar-benar olahraga. Kami pun
melanjutkan dengan kegiatan sarapan dan mandi pagi. Dress code hari ketiga
adalah kemeja biru muda lengan panjang, celana panjang kain hitam, dan sepatu
pentofel.
| Foto bersama tiap kelompok dalam PK-80 |
Sesi materi pertama pagi itu
dimulai jam 07:30 dengan pemateri Bapak Yudi Latif, PhD dengan materi tentang
kewarganegaraan dan nasionalisme. Beliau ini lahir di Sukabumi 26 Agustus 1964
dan pernah masuk pesantren di Gontor. Beliau adalah pengarang buku Negara
Paripurna dan Revolusi Pancasila. Saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Studi
Islam dan pernah dinobatkan oleh harian Kompas sebagai Cendekiawan Berdedikasi.
Salah satu isi materi yang
disampaikan adalah tentang energy primordial yang menyatakan bahwa manusia
adalah mahluk spiritual yang sekaligus mahluk material, manusia adalah mahluk
individu yang sekaligus adalah mahluk social, dan manusia adalah mahluk yang
universial yang sekaligus juga adalah mahluk particular.
Negara Indonesia ini dibangun
berdasarkan kesamaan: sejarah, geo-politik, budaya, dan tujuan. Beliau
menambahkan bahwa Indonesia pada awalnya mewarisi konsep negara continental dari
Belanda dimana teritori laut kita yang diakui hanya sejauh 12 mil laut. Hal ini
menyebabkan adanya wilayah laut internasional diantara pulau-pulau Indonesia.
Setelah melaui perjuangan panjang, ahirnya pada tahun 1982 dunia internasional
mengakui konsep batas negara maritime berupa zona ekonomi eksklusif sejauh 200
mil dari garis pantai.
Beliau juga menegaskan bahwa
Pancasila memiliki konsep jalan keseimbangan (inklusi social) dalam menyikapi
keberagaman yang ada di Indonesia. Seperti ras yang ada di Indonesia adalah:
melanosoid, mongoloid dan Caucasoid. Bahasa dalam rumpun papua, austronesia,
dan juga melayu polinesia. Indonesia itu sangat berbeda dengan Eropa yang tidak
memiliki budaya perbedaan, dimana komunitas dalam satu negara itu sangat
homogen.
Para pendiri negara kita ini
sudah memiliki visi dan misi kebangsaan yang dituangkan dalam Pembukaan UUD
1945. Visinya berada di alinea kedua: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Sedangkan misinya berada di alinea keempat yang terdiri dari: melindung
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, kesejahteraan umu, mencerdaskan
kehiduapan bangsa serta menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
Sesi ini pun berakhir dengan
istirahat dan makan siang. Sesi berikutnya adalah pemberian materi oleh Prof.
Dr. Ir. Asep Saefuddin M.Sc. dengan topik Kreatif Interpreneurship. Beliau
adalah lulusan IPB pada bidang Statistika di bawah bimbingan Prof. Dr. Andi H.
Nasution. Beliau mendapatkan gelar S2 dan S3 nya dari Universitas Guelph,
Prancis. Saat ini beliau adalah salah satu guru besar di IPB dan menjadi rector
di Universitas Trilogy sejak 2013.
Beliau berpesan bahwa “Dimanapun
anda mendapat amanah, maka jadilah pembawa amanah yang terbaik”. Untuk para
peneliti, kemampuan menulis itu wajib dimiliki baik untuk popular science
maupun research journal. Selain itu, beliau juga banyak bercerita tentang
pengalamannya dalam membesarkan Universitas Trilogy yang dipimpinnya dalam
membangun Technopreneurship dikalangan mahasiswanya.
Setelah acara cofeebreak sore,
sesi selanjutnya adalah materi dengan topik “Pengantar Anti Korupsi” yang
dibawakan oleh salah satu staff dari bagian Inspektorat Kementrian Keuangan.
Kami yakin materi ini bertujuan untuk mengingatkan para awardee LPDP untuk
menjauhi perilaku korupsi yang sangat merusak kehidupan bangsa dan negara kita.
Beliau memberikan definisi
korupsi sebagai perbuatan melanggar hokum untuk memperkaya diri sendiri/orang
lain dan menghasilkan kerugian keuangan negara. Banyak hal bisa menjadi
penyebab korupsi yang diantaranya adalah: pembenaran (rasionalisasi), kebutuhan
(pressure) dan kesempatan (opportunity). Cara pencegahan yang efektif dari
pengalaman negara lain adalah dengan cara: naming (diumumkan), faming (menjadi
terkenal karena kejelekannya) dah shaming (merasa malu).
Sebenarnya kita bisa melihat
indikasi korupsi dari seseorang melalui: gaya hidup yang diatas rata-rata,
cenderung tidak taat aturan, problem dalam keluarga/tempat kerja, dan moral
yang rendah. Pada akhirnya beliau mengingatkan bahwa uang beasiswa LPDP ini
berasal dari uang pajak yang disetor rakyat Indonesia. Jadi kami harus ingat
bagaimana membalasnya dengan menghindari perilaku korupsi dan mengabdi sepenuh
hati untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sesi materi malam untuk hari
ketiga dimulai pada jam 7 malam dengan pembicara Prof. Hikmahanto Juwana, S.H.,
LLM., PhD dengan judul materi “Pembentukan SDM yang berintegritas untuk
Indonesia yang lebih baik”. Beliau lahir pada tanggal 23 November 1965 di
Madura. Beliau mendapatkan gelar S1 dari Fakultas Hukum UI, kemudian melanjutkan
S2 di Jepang dan lulus tahun 1992. Beliau meraih gelar doctor nya dari
University of Notthingham, UK. Beliau menjadi professor termuda di UI pada usia
35 tahun dan sempat menjadi dekan FH UI.
Beliau mengemukakan bahwa tugas
menjadi birokrat seperti Dekan itu adalah sebuah musibah. Hal ini karena banyak
menyita waktu untuk urusan administrasi yang tidak berkaitan dengan tugas pokok
dosen. Beliau menekankan bahwa achievement yang sebenarnya bagi seorang dosen
adalah menjadi professor. Hal ini bisa diraih dengan salah satunya adalah
sering membuat tulisan baik itu bersifat umum untuk public maupun paper ilmiah.
Beliau mengingatkan bahwa menulis
untuk public lebih sulit dari membuat karya ilmiah, dikarenakan harus bida
dipahami oleh semua lapisan masyarakat dan harus berisi topik up to date yang
sedang hangat di masyarakat. Beliau menegaskan bahwa bagian awal dan akhir dari
sebuah tulisan adalah hal yang paling penting.
Beliau berpesan kepada kami:
“Jadilah teladan untuk
masyarakat”
“Harus istiqomah dengan profesi
kita dan apa yang harus kita capai”
“Harus memiliki tujuan dalam
hidup suapay bisa menginspirasi banyak orang”
Sesi ini menjadi penutup untuk
kegiatan PK di hari ketiga. Setelah sedikit pengumuman dari Ketua PK, kami pun
bisa beristirahat sedikit lebih awal dari biasanya karena tidak ada lagi
kegiatan.
Hari Keempat PK
Seperti biasanya hari keempat
dimulai pada jam 5 pagi dengan kegiatan integrity sport. Sesi ini dimulai
dengan test tertulis seputar ke-LPDP-an dan keanggotaan PK-80. PIC PK mengatakan
bahwa kalau nilai rata-rata kami mencapai diatas 80%, maka tidak akan ada lagi
test tertulis seperti itu. Setelah setengah jam melaksanakan test tertulis,
kami pun turun ke lapangan untuk melakukan integrity sport.
Kegiatan olah raga hari ini adalah
berupa jogging disekitar Wisma Hijau. Saya tidak terlalu hapal rutenya, tetapi
jogging ini atau tepatnya jalan santai ini berlangsung sekitar 1 jam. Cukup
menguras keringat, tetapi menyenangkan karena bisa berkegiatan sambil mengobrol
dengan rekan-rekan awardee yang lain.
Setelah berolah raga dilanjutkan
dengan istirahat untuk makan dan mandi pagi. Sesi materi pertama hari itu
adalah tentang Sumber Gagasan Academic Writing yang dimulai pada jam 7:30 pagi
dengan pemateri Prof. M. Nasikin dari UI. Dress code hari itu adalah batik
lengan panjang, celana panjang kain hitam, dan sepatu pentofel.
| Kemeriahan PK-80 khususnya kelompok Awignya |
Prof. M. Nasikin lahir di Jawa
Timur dan mulai berkuliah di ITS pada tahun 1985. Pada tahun 1991 beliau
melanjutkan ke Tokyo University of Technology untuk meraih S2 dan S3. Setelah
itu beliau menjadi dosen pengajar di Fakultas Teknik UI untuk jurusan Teknik
Kimia. Pada tahun 2007 beliau mendapatkan penghargaan Satya Lencana 20 tahun
sebagai peneliti terbaik dan meraih Habibie Award pada tahun 2013.
Pertama beliau menjelaskan
tentang perbedaan antara skripsi, thesis, dan disertasi. Kalau skripsi biasanya
untuk menganalisa fenomena dengan teory (what), sedangkan thesis biasanya untuk
menganalisa teori (how). Kalau disertasi memiliki ciri menemukan suatu kebaruan
(why) atau dengan kata lain berupa novelty.
Tahapan dalam pembuatan academic
writing adalah sebagai berikut:
-
Mengenali symptom yang berupa gejala pertanda
adanya masalah
-
Rumusan akar masalah
-
Rumusan penyelesaian masalah yang didukung
dengan matrix state of the art tentang perkembangan terbaru dalam bidang
keilmuan tersebut
-
Hipotesis
-
Hipotesis yang dapat dibuktikan
Persyaratan dalam membuat sebuah
karya ilmiah adalah harus: sistematis, ilmiah, logis, benar dan bertanggung
jawab. Jika sebuah karya ilmiah ingin dipublikasikan di Jurnal ilmiah maka di
dalamnya harus mengandung unsur novelty (kebaruan). Dalam proses penyusuna
disertasi untuk S3 harus menggunakan data primer (data yang dihasilkan oleh
sendiri) dan tidak ada statement spekulatif.
Beliau menyarankan bahwa dalam
melakukan penelitian kita harus berorientasi juga terhadap kegiatan ekonominya.
Gunakanlah metod “Start from the End”. Hal ini dicontohkan dengan beberapa
paten yang beliau miliki bisa diterapkan dalam industry yang menghasilkan
produk yang bisa digunakan oleh masyarakat.
Beliau menganalisa kenapa negara
kita tidak berdaulat. Hal ini disebabkan oleh:
-
Tidak punya teknologi
-
Orientasi tidak diarahkan untuk menyelesaikan
masalah bangsa
-
Periset terjebak di sasaran yang terlalu sempit.
Apakah cara yang bisa dilakukan
untuk menangani masalah tersebut:
-
Kepemilikan hak paten yang mensyaratkan: baru,
inventif dan ekonomis
-
Pakai pola pikir revolusi industry dengan
menyelesaikan masalah bangsa yang ada di depan mata terlebih dahulu.
Sesi materi selanjutnya dilaksanakan
setelah istirahat makan siang pada jam 1 siang dengan pembicara dari LPDP
dengan materi “Mekanisme Pencairan Beasiswa”. Pada sesi ini dijelaskan dengan
detail tentang peraturan, persyaratan dan ketentuan-ketentuan selama awardee
mendapatkan beasiswa dari LPDP.
Dimulai dengan penjelasan tentang
pelanggaran-pelanggaran yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya. Jenis
sanksinya meliputi: penghentian beasiswa sementara, penghentian beasiswa secara
permanen, penghentian dengan pengembalian beasiswa, dan yang terberat
penghentian, pengembalian, dan denda 100% dari beasiswa yang diberikan. Detail
tentang jenis pelanggarannya bisa dilihat di kontrak beasiswa yang diberikan
saat PK berlangsung.
Dijelaskan pula tentang semua
komponen beasiswa yang menjadi hak setiap awardee LPDP berikut cara pencairan
dan dokumen yang dipersyaratkannya. Semua pengajuan pembayaran dilakukan
melalui website SIMONEV. Sebelum berangkat setiap awardee akan diberikan
tabungan BRI atau BNI Syariah sebagai rekening untuk pembayaran beasiswa
sebelum berangkat. Tetapi nanti setelah sampai di negara tujuan bisa dirubah ke
rekening bank dari luar negeri untuk mempermudah penarikan dana.
Untuk permasalahan tiket
keberangkatan dan kepulangan nanti, ketentuannya harus dalam jangka waktu 20
hari sebelum mulai masa studi dan 1 bulan setelah selesai masa studi. Kemudian
diberikan kesempatan kepada semua awardee untuk bertanya, tetapi teknisnya diwakili
oleh perwakilan kelompok setelah terlebih dahulu menampung semua pertanyaan
dari kelompoknya.
Sesi ini pun berakhir sampai
menjelang magrib yang dilanjutkan dengan istirahat dan makan malam. Sesi
selanjutnya malam itu adalah “by you for you” yang dimulai jam 7 malam. Acara
ini dikelola sendiri oleh panitia dari PK-80. Acaranya berisi: tukar cindera
mata, stand-up comedi, dan battle of creativity.
Sebelum PK dimulai setiap awardee
diminta untuk menyiapkan sebuah cindera mata yang dibungkus kertas koran atau
kertas lain warna coklat. Setelah dikumpulkan, panitia memberikan label nomor
kepada setiap bungkusan cindera mata. Pada malam itu, setiap awardee diminta
maju ke depan untuk mengambil nomor. Sesuai dengan nomor ini, maka awardee
mendapatkan cindera mata dari awardee lain. Saya kebagian mendapatkan souvenir
wayang golek, terima kasih teman-teman. Untuk stand-up komedi, setiap kelompok
harus mengirimkan perwakilannya satu orang. Maklum masih amatiran, komedinya
terasa garing tetapi dinikmati saja.
Pada acara battle of creativity,
kelompok saya Awignya merubah konsep yang tadinya mau berjoget maumere menjadi
atraksi ondel-ondel. Ondel-ondelnya dibuat dari orang dengan memakai jaket di
perut dan sarung yang diangkat untuk menutupi kepala. Tangan jaket dikasih tali
supaya bisa diangkat meniru tangan manusia. Sedangkan bagian sarung dikasih
bulatan putih sebagai mata lengkap dengan hidung dan mulutnya. Berkat
kreatifitas kami ini, kelompok Awignya memenangkan battle of creativity dan
mendapatkan hadiah sekotak bengbeng.
Acaranya menarik sebagai hiburan
di malam terakhir kegiatan PK. Saat itu dibagikan juga kaos polo warna biru
muda dari LPDP dan foto-foto bersama dengan pemateri tokoh nasional. Kegiatan
ini berlangsung sampai dengan tengah malam. Pada ahir acara diberikan briefing
untuk kegiatan keesokan harinya yaitu acara closing PK-80.
Hari Kelima (terakhir) PK
Kegiatan hari terakhir PK kami
dimulai dengan acara integrity sport yang seperti biasa pada jam 5 pagi. Hari
itu sudah tidak ada test tertulis lagi tentang hal-hal menyangkut LPDP dan
angkatan. Kami melakukan senam ringan selama setengah jam, setelah itu
dilanjutkan dengan pesiapan tempat dan peralatan untuk acara closing. Saya
bersama rekan lain mempersiapkan dekorasi rumbai-rumbai diatas jalan masuk ke
wisma hijau dengan menggunakan kertas kref yang berwarna warni. Kegiatan ini
kami lakukan sampai sekitar jam 7. Kemudian dilanjutkan dengan istirahat dan
sarapan pagi.
Kegiatan closing PK-80 dimulai
sekitar jam 8 pagi dengan beberapa spot kegiatan yang menyelenggarakan
acara-acara berbeda diantaranya: pemeriksaan telinga, konsultasi gizi,
konsultasi kesehatan dan psikologi, lomba menggambar, pelatihan IELTS, public
speaking, dan panggung hiburan. Dalam acara panggung hiburan ditampilkan
beberapa persembahan: tarian dari peserta PK-80, angklung dari anak-anak SD,
dram dari peserta PK-80, dan beberapa lagu yang dibawakan oleh bank PK-80.
Saat itu juga
dibagikan buku tabungan BRI untuk semua awardee LPDP yang akan digunakan
sebagai rekening tempat menampung transferan beasiswa LPDP. Sebelum jumatan,
acara closing ini ditutup dengan pelepasan balon gas ke udara yang disertai
dengan kertas bertuliskan harapan dari masing-masing awardee LPDP. Setelah
pelepasan balon itu, kami menyanyikan sekali lagi lagu angkatan Pranawa Cita
yang dilanjutkan dengan bersalaman.
| Berbagai kegiatan dalam rangkaian acara Closing PK-80 |
Setelah jumatan LPDP masih
menyediakan untuk kami makan siang. Bagi yang ingin langsung pulang, bisa
langsung meninggalkan lokasi PK setelah acara makan siang itu. Tetapi
sebenarnya masih ada satu acara lagi yaitu pelatihan public speaking dengan
peserta dari beberapa orang guru sekolah di sekitar Wisma Hijau dan juga
beberapa awardee LPDP yang masih bertahan. Acara ini dipimpin oleh nara sumber
seorang presenter televisi swasta nasional yang cukup terkenal.
Beliau menekankan adanya dua hal
penting dalam public speaking yaitu content (isi) dan delivery (cara
penyampaian). Dalam kegiatan ini lebih menekankan kepada delivery yang fokusnya
di bagian: artikulasi, intonasi, speed, stressing dan jeda. Sedangkan untuk
content sendiri harus memperhatikan: what, who, when, where, why, and how.
Setelah kegiatan ini, maka
berakhirlah seluruh kegiatan PK-80. Satu persatu awardee beasiswa LPDP
meninggalkan Wisma Hijau untuk kembali ke daerahnya masing-masing.
Pasca PK
Bagi saya dan mungkin juga
beberapa awardee LPDP yang lain ada phenomena menarik dalam kegiatan PK ini.
Pada saat sebelum PK, saya merasa PK ini adalah kegiatan yang agak menakutkan
dan tidak menarik. Saya menjalaninya hanya sekedar menggugurkan kewajiban
sebagian bagian dari proses beasiswa LPDP. Saat kegiatan bermain futsal sebelum
kegiatan PK diantara peserta PK-80 ada yang mengatakan, kenapa ada peserta PK
yang sudah lalu tapi masih datang ke acara futsal ini. Ternyata kami temukan
jawabannya setelah kegiatan PK ini berakhir.
Begitu meninggalkan Wisma Hijau,
ada perasaan bahwa sesuatu telah hilang dari diri kita. Yang dalam 5 hari
kemarin kami selalu bersama, tiba-tiba kembali menjadi sendiri. Lagu mars LPDP
dan lagu angkatan masih selalu terngiang-ngiang di telinga, padahal seminggu
yang lalu begitu susahnya untuk dihapal. Benarlah perkataan PIC PK, bahwa dosa
kegiatan PK adalah memisahkan orang yang sudah dipertemukan.
Saya memantau
postingan di group telegram Pranawa Cita dan juga kelompok begitu ramai dengan
kiriman foto dan video selama PK. Beberapa orang bahkan mengakui mendownload
lagu-lagu yang selalu diputar selama PK berlangsung baik itu calling class
maupun saat pembicara naik panggung. Tambahan lagi bahwa ada beberapa awardee
yang mengadakan kopdar hanya beberapa hari setelah selesai PK. Bisa dipastikan
bahwa hampir sebagian besar peserta PK-80 mengakui bahwa mereka gagal move on.
| Smiley dari icon PK-80 |
Dengan phenomena tersebut,
dipastikan bahwa kegiatan PK-80 berhasil dilaksanakan sesuai dengan visi dan
misi yang diemban oleh PIC PK yaitu sebagai arena perkenalan anatar awardee
LPDP, antara awardee LPDP dengan pengurus LPDP, dan juga antara awardee LPDP
dengan para tokoh nasional. Diharapkan dengan phenomena susah move on ini, rasa
persaudaraan antar awardee LPDP ini bisa terjaga dengan baik dan pada akhirnya
bisa menghasilkan sinergi dalam membangun Indonesia.
Akhirnya saya berharap tulisan ini bisa memberikan gambaran bagi para awardee yang belum melaksanakan PK supaya bisa melaksanakan
PK tersebut dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan kenangan yang tak terlupakan.
LPDP… Jaya!!!

